Rabu, 26 Oktober 2011

Owner Perusahaan Power Plant Isi Open Talk



Surabaya, HIMASISKAL - Kamis sore (20/10), mahasiswa JTSP (Jurusan Teknik Sistem Perkapalan) kedatangan tamu spesial. Kali ini, Agung Setiawan (ME88) berkesempatan untuk memberikan materi pada juniornya. Bertempat di ruang WA 102/103, open talk semi seminar yang membahas mengenai pengkaderan ideal, softskill, dan peluang wirausaha ini dihadiri lebih dari 30 orang.

Saat ini, masalah pengkaderan menjadi hot issue di kalangan ITS. Banyak kalangan yang menganggap bahwa pengkaderan adalah hal yang tidak penting. Tidak sedikit juga yang bersikap kontra terhadap pengkaderan. Dalam hal ini, Agung menilai bahwa apabila pengkaderan dikemas dengan menarik, pihak birokrasi pun akan menyetujui. Menurutnya, pengkaderan seharusnya ditekankan pada interaksi sesama manusia. “Dulu, saya memang menyiapkan pengkaderan untuk berinteraksi dengan maba dan tentunya siap untuk dikomplain,” terang mantan Ketua Senat FTK periode 1992-1993 ini.

Juga dijelaskan mengenai poin-poin yang harus ditekankan di dalam pengkaderan. Yang pertama adalah mengenai teamwork. Jika tidak ada teamwork, akan berakibat fatal, tidak hanya saat kuliah tetapi juga saat di dunia kerja. “Jika tidak ada teamwork, kalian tidak akan pernah kerasan (nyaman) nanti,” katanya. Poin kedua adalah jiwa kesatuan. Menimbulkan jiwa ini memang butuh waktu dan tidak bisa instant. Dari sini, akan timbul kekompakan dan rasa bangga. “Kompak itu tidak bisa dilihat dari potongan rambut sama satu angkatan,” imbuhnya.

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan utama adanya kaderisasi, yaitu menjadikan lebih disiplin, adanya pemberian tugas dan wewenang, membangun rasa saling percaya, menciptakan komunikasi yang baik, dan sanggup mengelola uang. Komunikasi yang baik nantinya akan digunakan untuk bernegosiasi. “Kalian nanti saat interview kerja pasti butuh negosiasi. Kalau komunikasi ga bagus, mana bisa diterima,” ujar Owner PT. Wahana Idea Cipta. Selain lima hal di atas, ada hal lain yang juga dirasa penting, yaitu bahasa tubuh. “Saya sempat mendatangkan Pak Amien Rais untuk bisa mengisi LKMM. Jika bahasa tubuh saya tidak sopan, mana bisa saya meyakinkan dan mendatangkan beliau,” tambahnya.

Topik yang disampaikan Agung berikutnya adalah mengenai softskill. Ada baiknya softskill ini dirangsang dan dibentuk sejak di bangku kuliah. “Kalau diasah saat kerja, sudah telat”, terang mantan ketua UKM Penalaran. Selain skill berkomunikasi, skill mengahadapi orang yang berada di atas kita juga penting. “Menjaga wibawa setiap orang, jangan sok akrab. Ikutlah organisasi dan belajarlah dari organisasi. Banyak-banyaklah berinteraksi dengan orang lain”, tambahnya.

Sebelum mengakhiri open talk, Agung bercerita seputar wirausaha. “Untuk memulai wirausaha tidak harus butuh duit (uang) di awal. Manfaatkan keahlian yang kalian punya”, ujarnya. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk memulai wirausaha adalah sungkem orang tua, semangat, dan confident. “Kalau kalian ga sungkem (minta restu) ke bapak ibu, jangan harap usaha kalian sukses,” tambahnya. Agung juga menambahkan, wirausahawan juga harus membuat planning ingin menjadi yang seperti apa. “Kalian harus planning, mau kecil, menengah, konglomerat, atau tycoon”, katanya. (ybs)